Rem memiliki peran yang sangat vital bagi sepeda motor. Namun untuk mengaktifkannya tidak sedikit orang yang kurang paham.
Bahkan ada persepsi salah kaprah bahwa rem adalah untuk menghentikan laju sepeda motor. Padahal sepeda motor tidak langsung berhenti seketika saat menekan rem.
Menurut Heri Wahyudi, Chief Trainer dari Rifat Drive Labs (RDL), mindset orang kebanyakan bahwa fungsi rem adalah menghentikan motor adalah salah. Lebih tepatnya, rem berfungsi memperlambat laju motor atau menghentikan putaran roda.
“Mindset orang kalau ada apa-apa, cepet ngerem, yang penting motornya berhenti. Ini salah. Padahal ketika direm motor tidak langsung berhenti,” ujar Heri Wahyudi.
Untuk menjadi berhenti pemotor perlu memahami proses pengereman yang benar. Pertama, kata kuncinya memastikan kondisi kita sadar akan situasi sekitar. Yang dimaksud sadar adalah, dari jauh pemotor sudah melihat adanya bahaya di depan, sehingga jarak pengereman masih panjang.
Yang sering terjadi orang yang baru menyadari setelah obyek bahaya sudah dekat. Inilah kemudian yang membuat pemotor melakukan pengereman secara mendadak.
“Jadi yang pertama ketika mau ngerem adalah memastikan diri kita sadar. Kebanyakan orang baru sadar setelah obyek di depannya sudah dekat. Inilah yang menjadi problem kenapa orang mengerem tiba-tiba,” terangnya.
Kedua yang harus diperhatikan adalah posisi jari. Pastikan posisi jari telunjuk dan tengah tidak dalam posisi siap (standby) mengerem. Berdasarkan riset Rifat Drive Labs, justru tanpa sadar ketika melakukan pengereman tiba-tiba atau refleks, posisi gas sebenarnya masih ngebuka. Jika dalam kecepatan tinggi, pemotor bisa terpelanting dan fatal.
“Ada anggapan kalau tangan standby di rem (depan), biar kalau ada apa-apa kita bisa cepat ngerem. Ini juga salah. Kebiasaan ini dianggap nyaman, padahal belum tentu aman. Sebenarnya pada saat rem mendadak dia tidak sadar gas motor masih ngebuka. Iya kalau pelan, kalau kecepatan tinggi bagaimana?,” paparnya.
Heri juga mengingatkan untuk mengaktifkan rem depan secara benar. Seringkali orang beranggapan menggunakan rem depan berbahaya. Sebenarnya tidak. Kebanyakan orang melakukan teknik pengereman depan yang salah.
Lantas bagaimana menggunakan rem depan yang benar? Kuncinya lagi adalah pastikan kita dalam kondisi sadar. Saat menggunakan rem depan, pastikan motor dalam posisi tegak lurus, tidak berbelok. “Jadi kuncinya adalah sadar dan lurus,” kata Heri mengingatkan.
Penggunaan rem depan yang benar adalah menggunakan teknik disquise atau diremas. Artinya, ketika mencoba menghentikan laju motor, pada saat menutup gas baru dilakukan pengereman secara perlahan. Cukup hanya menggunakan dua jari saja, karena kalau 4 jari terlalu kuat.
“Kenapa dua jari? Karena dua jari ini mewakili otot tangan., dan dua otot ini adalah bisep,” ucap Heri.
Sebaliknya, rem depan akan fatal jika digunakan saat motor berbelok. Jika rem depan diaktifkan saat menikung justru malah makin mendorong motor untuk ‘mencium’ aspal. Karena sifat pengereman depan saat berbelok adalah membuat motor semakin merebah.
“Kenapa kalau belok tidak boleh pakai rem depan? Sebab secara mekanisme kerja, penggunaan rem depan ini saat berbelok akan membuat motor semakin merebah. Nah, kalau posisi motor lurus, maka pemakaian rem depan adalah menekan ke bawah. Inilah yang harus dipahami supaya kita tetap aman saat melakukan pengereman,” tutup Heri.