Sahabat 1Hati❤, sebelumnya kita sudah usut tuntas apa itu Teknologi ACG Starter Pada Motor Honda.. Nah pada kesempatan kali ini kita ulas apa itu teknologi ABS.
Perangkat anti-lock braking system (ABS) juga penting untuk kendaraan bermotor roda dua. Saat ini, pabrikan sepeda motor sudah mulai mejajakan motor dengan perangkat ABS.
Berbagai penelitian juga membuktikan pentingnya perangkat ABS. Dikatakan, kecelakaan fatal bisa ditekan hingga 37 persen bila motor dibekali ABS.
Pengereman keras pada sepeda motor bisa mengakibatkan pemotor jatuh dan malah fatal. Biasanya, pemotor melakukan pengereman tiba-tiba. Kalau tanpa ABS, roda motor bisa terkunci ketika mengerem keras, dan kecelakaan bisa jadi tak terhindarkan, terlebih di jalanan yang licin.
Buat yang awam dengan fitur ini akan menganggap sepele tentang manfaat dan seberapa penting sistem pengereman ini ada pada kendaraan anda., padahal hal ini sangat berkaitan dengan kenyamanan saat melakukan pengereman. Sistem rem anti terkunci atau yang biasa kita kenal sebagai anti-lock braking sistem (ABS) adalah sistem pengereman pada mobil atau motor untuk menghentikan penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras.
Sistem ini diadopsi dari teknologi serupa di pesawat terbang. ABS bekerja apabila pada mobil atau motor terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, hal ini bisa membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali seperti meliuk ke kanan atau ke kiri dan kendaraan masih tetap melaju walaupun roda sudah berhenti berputar. Tentu saja sangat beresiko kecelakaan terutama di jalan licin dan kelokan.
Jika anda belum mengerti akan manfaat dari Sistem pengereman ABS ini bisa melihat video ini, dimana ada 2 motor yang diuji dengan penggunaan rem ABS dan Non ABS. Fungsinya terlihat jelas ketika berhenti, berhenti sempurna atau tetap melaju walaupun roda berhenti berputar.
Manfaat Rem ABS
Sudah tahu kan dari video tsb perbedaan dari segi manfaatnya apa? Yuk mari kita menuju penjelasan berikutnya, Penyebab masih meluncurnya sebuah kendaraan setelah di rem bukan karena roda yang masih berputar, tapi bisa diakibatkan gaya sentrifugal. Semakin kencang pergerakan mobil maka semakin besar potensi gaya sentrifugal yang diterimanya ketika dilakukan pengentian mendadak. Pada mobil tanpa fitur ABS gaya sentrifugal yang besar bahkan mampu menyeret ban yang terkunci oleh rem.
Efek dari gaya sentrifugal memang hanya melempar mobil lurus ke depan. Namun bisa dibayangkan, bagaimana bila ketika gaya sentrifugal diterima mobil posisi roda depan sedang dalam keadaan miring. Ya, mobil akan meluncur tak terkendali, bahkan paling fatal mengakibatkan mobil terbalik.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun jauh sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif kerja rem ABS secara manual. Para pembalap biasanya melakukan pengereman dari kecepatan tinggi dengan cara menekan pedal rem secara bertahap, dalam reflek tinggi dan bobot tekanan yang berbeda-beda.
Sebetulnya, yang dilakukan pembalap tempo dulu (sebelum ditemukan ABS) sama dengan prinsip sederhana kerja fitur ABS. ABS melakukan pengurangan laju secara gradual dengan pengereman bertahap. Metode kerjanya dikontrol secara mekanis. Tujuannya, untuk menghindari roda terkunci, sehingga potensi gaya sentrifugal yang akan mendorong mobil ikut terkurangi.Pengemudi awam kerap memahami metode ini dengan melakukan tindakan “mengocok” rem. Namun hampir sebagian besar dari mereka salah menerapkannya. Alhasil, tak ada manfaat dari tindakannya itu.
Namun terkadang, tanpa di sadari, banyak pengendara mobil berfitur ABS masih memperlakukan gaya pengereman “mengocok”. Tindakan ini sama sekali tidak dibutuhkan. Sebaliknya bila hal ini dilakukan maka hanya akan membingungka sensor ABS yang pada ujungnya mengurangi sensitifitas pengereman.Pada mobil-mobil mahal, sistem ABS sudah dikontrol oleh teknologi komputer yang cerdas. Beberapa mobil canggih bahkan bisa mengontrol besaran tekanan rem yang dibutuhkan untuk masing-masing roda.
komponen utama dari sistem pengereman ABS adalah :
1. Wheel Speed Sensor
Wheel Speed Sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda dan mendeteksi terjadinya slip pada roda kendaraan yang nantinya data yang diterima diinformasikan ke ABS Control Modul.
Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor. Di dalam sensor terdapat magnet yang menghasilkan garis gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi. Saat rotor berputar roda gigi yang berputar memotong garis gaya magnet sehingga menghasilkan gaya induksi elektromotif bolak-balik sesuai dengan kecepatan rotor. Oleh sensor gaya induksi elektromotif bolak-balik ini dubah menjadi sinyal gelombang sinus tegangan kemudian dikirimkan ke ABS Control Modul.
2. ABS Control Modul
ABS Control Modul adalah unit yang memproses semua sensor untuk mengendalikan kerja sistem rem ABS dengan cara mengatur kerja setiap solenoid yang ada didalam hidrolik unit.
Selain fungsi tersebut ABS Control Modul sebagai:
Fungsi Self Diagnosis, adalah fungsi untuk mendiagnosa sistem dan komponen rem pada berbagai kondisi dan hasilnya diinformasikan dalam DTC dengan penyalaan lampu peringatan ABS.
Fungsi Fail-Safe, adalah fungsi keamanan dimana jika terjadi masalah pada fungsi ABS, maka sistem ABS akan off dan sistem rem akan kembali pada sistem rem konvensional (tanpa ABS).
Sirkuit Pembentuk Gelombang, merubah sinyal output dari wheel speed sensor berupa gelombang sinus (analog) yang frekuensinya berubah-ubah berdasarkan perubahan kecepatan roda menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga dapat diproses oleh micro komputer.
Micro Computer Unit (MCU), mendeteksi kecepatan roda, percepatan atau perlambatan kecepatan roda dan kecepatan kendaraan sesuai dengan sinyal digital yang dikirim dari sirkuit pembentuk gelombang sehingga kondisi slip kendaraan dapat dideteksi setiap waktu:
(1) Saat perlambatan kecepatan roda menurun drastis hingga dibawah kecepatan yang ditentukan, MCU menentukan angka slip tinggi dan mengirim sinyal untuk menahan atau mengurangi tekanan rem.
(2) Sebaliknya saat percepatan kecepatan roda meningkat hingga pada batas yang telah ditentukan, MCU menentukan angka slip rendah mengirim sinyal untuk menaikkan tekanan rem.
Sirkuit Solenoid Control, sirkuit ini menggunakan power transistor dan mengontrol arus yang mengalir ke solenoid valve didalam hidrolik unit.
Sirkuit Fail- safe, sirkuit ini memonitor kerja dari sensor, solenoid dan ABS control modul. Bila terdapat unit atau sistem yang tidak berfungsi sirkuit akan menghentikan kerja dari semua solenoid dan motor, dan sistem rem akan berfungsi secara konvensional, lampu peringatan ABS pada panel instrumen akan menyala.
Hidrolik unit terdiri dari solenoid valve, pompa, reservoir, accumulator. Solenoid valve mengubah posisi anchor berdasarkan output dari ABS control modul.
Saat sirkuit penghasil tekanan terbentuk, minyak rem dalam caliper/wheel cylinder mengalir menuju ke reservoir dan tekanan rem menurun. Pompa mengalirkan minyak rem ke accumulator dimana tersimpan minyak rem yang bertekanan tinggi, sebelum dikembalikan ke master cylinder.
Saat sirkuit penahan tekanan terbentuk, saluran caliper terputus dan tekanan minyak dalam caliper dijaga agar konsisten.
Saat sirkuit peningkatan terbentuk, minyak rem yang bertekanan tinggi pada accumulator diteruskan ke caliper. Bila tekanan minyak rem dalam accumulator belum tinggi, tekanan minyak rem dalam caliper sama dengan tekanan minyak rem pada master cylinder.
Cara kerja Rem ABS
Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk melepaskan tekanan kembali ke titik normal , lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan.
Kelebihan dari pada ABS (antilock braking system) lebih cepat melakukan pengereman dari pada sistem biasa yang terdapat pada mobil atau motor dan lebih stabil apabila terjadi suatu pengereman mendadak namun tidak membuat mobil atau motor kehilangan pengendalian sebesar 5-30% dibandingkan dengan pengereman standar yang terdapat di mobil atau motor yang umumnya menggunakan dua buah rem cakram dan dua buah tromol tekanan gas yang di setting oleh pabrik.